SHOW

SELAMAT DATANG | SEMOGA SITUS INI BISA BERMANFAAT DAN MENGINSPIRASI

Dropdown Menu

Tugas Kuliah: Sentence Meaning

Kelompok II
Nama: 
TIYAS NUR SEPTIANA 113221297
Fitri Mujahidah. 26.10.6.2.264
Ki hajar Yajid D 26.10.6.2.125
Listiya 
Vina 

/ SEMANTICS 7G
Review of Chapter 3 (The Dimensions of Meaning)

3.1 Reference and denotaion 
Referen (keterangan) dan Denotasi
Didalam bahasa pasti terdapat kata. Berikut adalah diagram yang menggambarkan mengenai teori tentang arti/makna oleh Odgen dan Richards (1923):

Tugas Kuliah: DIMENSI-DIMENSI MAKNA

Dewi M – Inayati R

CHAPTER 3
DIMENSI-DIMENSI MAKNA
Semua yang bermakna dalam bahasa merupakan ekspresi linguistik. Ekspresi-ekspresi linguistik tersebut terdiri atas; morfem (bagian terkecil dari kata), leksim (kata atau idiom), dan kalimat. Pada bab ini akan dikenalkan perbedaan antar leksim dan fungsi kata. Sebuah leksim terdiri atas satu atau lebih unit-unit yang memiliki makna, yang disebut morfem dan kita akan membahas perbedaan jenis-jenis morfem. Setiap leksim merupakan perpaduan antara bentuk (objek) dengan maknanya. Secara umum kita dapat mengenali tiga aspek makna pada leksim, yaitu; hubungan terhadap fenomena diluar bahasa, hubungan antar sikap manusia dan perasaannya dan hubungan antar leksim. Dua leksim yang memiliki bentuk yang sama (pengucapan dan ejaan) disebut homonim, sedangkan satu leksim namun memiliki arti lebih dari satu disebut polisemi. 

Tugas Kuliah: REFERENCE AND DENOTATION

7C-KEL 2(Hariyatun, hermawan s, Ayu, Kuffita, Beni)

REFERENCE AND DENOTATION

Bahasa terdiri dari sejumlah besar kata-kata dan masing-masing kata memiliki korelasi langsung dengan sesuatu di luar bahasa. Dan jika kita berkomunikasi satu sama lain melalui bahasa kita semua harus sama 'ide' atau 'konsep' yang terkait dengan setiap kata.
Ogden dan Richard menyebutkan ikatan antara objek dan kata makna. Ketika kita mendengar atau membaca kata, kita sering membentuk gambaran mental dari apa kata yang mewakili, dan menyamakan “konsep” dengan gambaran mental.
Referensi adalah hubungan antara ekspresi bahasa seperti this door, both doors, the dog, another dog dan apa pun berkaitan ekspresi dalam situasi tertentu saat penggunaan bahasa, termasuk apa yang pembicara mungkin bayangkan. Denotasi adalah potensi kata seperti pintu atau anjing untuk masuk ke dalam ekspresi bahasa seperti itu. Referensi adalah cara pembicara dan pendengar menggunakan ekspresi berhasil, Denotasi adalah pengetahuan yang mereka miliki yang membuat mereka gunakan berhasil.
Masalahnya dengan teori mentalistik makna, pertama, bahwa tidak semua kata dapat dikaitkan dengan citra mental. contoh Kalimat 'The dog bit a man' dan 'The man bit a dog', menggunakan contoh biasa, mengandung kata-kata yang sama tetapi mereka tidak mengekspresikan arti yang sama.

Tugas Kuliah: The Dimensions of Meaning

2nd Group
1.      Yamsih R
2.      Uswatun K
3.      Dewi Setyawati
4.      Heri Susilo
5.    Isyak Fandi P

The Dimensions of Meaning
3.1  Reference and Denotation
3.2  Connotation
3.3  Sense relations
3.4  Lexical and grammatical meanings
3.5  Morphemes
3.6  Homonymy and Polysemy
3.7   
Kita dapat mengenali 3 unit dari arti yaitu : morfem ( lebih kecil dari kata), lexemes ( kata dan idiom), dan kalimat. Dalam bab ini kita akan membahas tentang lexemes, function word dan morfem. Lexeme terdiri dari satu atau lebih arti disebut dengan morfem. Setiap lexeme merupakan gabungan dari bentuk dan arti. Secara umum, kita dapat mengenali 3 aspek dari arti didalam lexeme : hubungan diluar fenomena bahasa, hubungan sikap dan perasaan seseorang, dan hubungan lexeme lainnya.  Dua lexeme yang sama bentuknya (pengucapan, mengeja) disebut homonim; satu lexeme dengan jarak yang luas dari arti disebut polysemous.

TUGAS KULIAH: DIMENSI MAKNA

KELOMPOK 2 KELAS 7B

AYU ARWANTI
DEVI NOVITA KURNIAWATI
DYAH SUSMAWATI
LAILATUL ROHMALIA
DWI YULIYANTI 
CAHYA KHOIRUL IRSYAD



BAB 3 DIMENSI MAKNA
Apapun makna dalam sebuah bahasa itu merupakan ungkapan kebahasaan. Ungkapan kebahasaan itu bisa dalam bentuk berbagai macam. Kita mengenal adanya 3 unit makna: morphem ( yang kurang dari satu kata), leksem (kira-kira, kata atau idiom, dan kalimat. Pada bab ini kita mengenal adanya perbedaan antara leksem, yang memiliki makna kata yang berhubungan dengan luar bahasa, dan kata fungsi, yang memberiakn makna secara gramatikal terhadap ujaran. Sebuah leksem bisa tediri dari satu atau lebih unit makna, di sebut morfem, dan kita membahas perbedaan macam-macam morfem.setiap leksem merupakan sebuah gabungan dari kata asal dan arti. Secara umum kita dapat mengenal tiga aspek dari arti di dalam leksem; hubungan dengan fenomena di luar bahasa, hubungan dengan perilaku orang dan perasaan dan hubungan dengan leksem yang lain. Dua leksem yang memiliki bentuk sama( pengucapan, penulisan) adalah homonim; sebuah leksem sederhana dengan makna yang luas di sebut polisemi ; tetapi tidak selalu mudah dalam memutuskan jika ternyata perbedaan makna dari satu bentuk mewakili berbagai makna yang termasuk leksem sedrehana atau makna dari leksem yang berbeda-beda, yang di sebbut homonim. 

Tugas Kuliah: Fonem ‘sama tapi berbeda’

     By 
1. Aris Hidayatulloh         (123211005)
2. Linda Retno Utami (123211021)
3. Qonitatul Azizah           (123211036)
4. Riski Fajar Herlambang (123211038)

Fonem 
‘sama tapi berbeda’

A. Variasi dari fonem 
Jika kita membahas tetang fonem (dalam bahasa Indonesia) atau phoneme (dalam bahasa inggris), maka kita akan memjumpai berbagai macam variasi dalam pembahasannya. Pada dasarnya fonem bisa terbentuk karena penyuaraan dari speech organ manusia. Namum secara alamiah memang sifat manusia berbeda-beda dan tentu saja mereka mempunyai persepsi yang berbeda pula. Persepsi tersebut yang akan mempengaruhi pemahaman mereka pada saat mengkaji suatu hal (dalam bahsan ini lebih mengarah ke fonem). Sepertihalnya sepatu kiri dan kanan, memang ukuran, warna dan bentuknya sama, namun tetap saja berbeda karena digunakan di 2 kaki yang berbeda yaitu kaki kiri dan kanan. Memang dari bahannya sama persis dan mereka digunakan pula sebagai alas kaki, tapi mereka berbeda pada peletakannya. 

Tugas Kuliah: MEDIA TALK / DISCOURSE ANALYSIS

FITRI ANEKAWATI (113211005)
ANIK WULANDARI (11321100 )
YUSUF SUNANULHUDA (261061020)

Buku ini membicarakan tentang apa yang kita tau lewat radio dan televisi. Terlihat dari beberapa program contoh : program presentasi, komentar, dialog, wawancara dan debat. Masing- masing mempunyai desain yang berbeda. Terfokus pada pembicarran pada media bicara baik secara langsung maupun langsung kepada pendengar. 

Tugas Kuliah: The Dimensions of Meaning

Members of group 2  : 1. Abdullah Azzam
                                      2. Azizah Nur Hidawati 
              3. Laila Mukaromah 
              4. Lisa Ayuk Rahayu
              5. Mey Tarwiyah P 

Class  : VII D

CHAPTER III
The Dimensions of Meaning

3.1 Acuan dan Denotasi 
Dalam setiap bahasa ada kata-kata seperti pohon, berlari, dan merah yang tampak memiliki hubungan jelas terhadap objek, peristiwa, dan deskripsi benda-benda di sekitar kita. Anak-anak belajar bahasa asli (bahasa ibu) pertama kali yaitu belajar kata-kata dalam perkumpulan (masyarakat) melalui pengamatan benda-benda, situasi, dan peristiwa. Kita berfikir bahwa sebuah bahasa terdiri dari sejumlah kata-kata dan masing-masing kata memiliki hubungan langsung dengan sesuatu di luar bahasa. Oleh karena itu, jika kita berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa, itu berarti kita semua memiliki persamaan “ide” atau “konsep” terhadap setiap kata. pandangan ini dibuat oleh Ogden dan Richards (1923), yang mengembangkan sebuah teori mentalistik tentang arti kata, sebuah percobaan untuk menjelaskan arti kata dalam pikiran manusia. Pokok penjelasan mereka seperti pola berikut: 

Tugas Kuliah: PRAGMATICS

LANGUAGE IN USE

Alifah
Vredi Yusron
Wahyu Nugroho Aji
Triyatmi
Latifah Rahmawati

PRAGMATICS

Pragmatik adalah cabang lain dari linguistik yang mengkaji tentang makna. Pragmatik dan semantik dapat dipandang sebagai bagian yang berbeda, atau aspek yang berbeda, dari studi umum yang sama. Keduanya berkaitan dengan penggunaan bahasa seseorang yang memiliki makna khusus. Semantik lebih ditekankan pada bahasa yang memiliki sistem dan struktur kebahasaan dalam menghasilkan ucapan/ujaran yang memiliki makna dan pemahaman yang bisa diterima. Sedangkan fokus utama dari pragmatik adalah kemampuan seseorang untuk memperoleh makna tertentu dari suatu penuturan  pembicara dalam menyampaikan maksud tertentu, untuk mengenali apa tujuan pembicara, untuk menghubungkan informasi baru dengan apa yang telah terjadi sebelumnya, untuk menafsirkan apa yang dikatakan pembicara berdasarkan latar belakang pengetahuannya, dan untuk menyimpulkan atau mengetahui informasi dari pembicara yang mana pembicara tidak perlu repot untuk mengungkapkan apa yang dia maksudkan/inginkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pragmatik berhubungan dengan pemahaman kita terhadap hal-hal di luar bahasa. Akan tetapi, hal-hal yang dibicarakan di dalam pragmatik sangat erat pula kaitannya dengan hal-hal di dalam bahasa. Adapun semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna yaitu makna kata dan makna kalimat.

TUGAS KULIAH: THE DIMENSIONS OF MEANING

Kelompok 2 : 

Fitriana Nurcahya 113221120
Mariatul Soleha 113221197
Agung Sanjaya U 26.10.6.2.006
Anna Muslimah 26.10.6.2.020
Arviana Isna R 26.10.6.2.35

THE DIMENSIONS OF MEANING

3.1 Reference (referensial) dan denotasi 
Reference adalah hubungan antara expresi bahasa seperti pintu, pintu itu, kucing, kucing yang lain dan kepada apa saja ungkapan tersebut ditujukan/ mengacu dalam situasi penggunaan bahasa tertentu termasuk bayangan apa yang ada dalam benak si penutur. Reference merujuk kita tentang makna secara langsung mengacu kepada sesuatu yang dapat berupa benda nyata, peristiwa , proses, ciri, gejala sesuatu, dsb. 

Tugas Kuliah: Penggunaan Bahasa



APRIL - LATIFAH
 
Penggunaan Bahasa

2.1 Pragmatic
Dalam bab 1 telah dijelaskan secara garis besar tentang kemampuan speaker yang memiliki bahasa dan mangetahui bagaimana menggunakannya saat mereka berkomunikasi. Kita bisa perhatikan dari apa yang speake miliki dan gunakan dalam melakukan hal-hal khusus dalam berkomunikasi. Setiap hal yang kita temui, ia akan memiliki banyak makna, seperti contoh berikut ini; “Kapan terakhir kali kamu melihat kakakku?”, ada banyak sekali kemungkinan jawaban secara linguistic. Bisa saja menjadi, “Pada siang hari, Hari Selasa”, atau “Kalau tidak salah awal Juni”, dan masih banyak lagi. Tapi secara pragmatic, hanya ada satu jawaban yang benar.

Tugas Kuliah: PENGGUNAAN BAHASA



kls 7b(rowiyatun suci(261062198), anggi putri S L(113221022)erna nuryati

BAB II
PENGGUNAAN BAHASA
Pada pembahasan kali ini, kita akan mempelajari ciri-ciri khusus dalam komunikasi. Diawali dengan pembahsa “tanda-tanda Non-Linguistic”, dan bagaimana kita dapat mengetahui maksudnya.kemudian kita juga akan mengenal sebuah perbedaan antar “kalimat”, penyusunan bahasanya, “ucapan”, tindakan khusus pada keahlian berbicara dan menuis. Sebuah ucapan adalah hal yang terpenting pada suatu “pembicaraan”.  Pembicaraan adalah bagian yang disampaikan dengan menggunakan aksen dan melodi, yang disebut “ Prosodi”. Suara dan isyarat juga bisa menjadi mempengarauhi pergeseran makna.

Tugas Kuliah: PRAGMATICS AND LINGUISTIC SIGN

KELOMPOK 1
ANGGOTA:
1. KHOYINUL ASROR (26.10.6.2.123)
2. LINA ATIKA (26.10.6.2.134)
3. NOOR HANIF FAUZIAH (26.10.6.2.166)
4. TRI WULANDARI (113221301)

2.1 PRAGMATIK
A. Pengertian
Pragmatik adalah suatu bahasan umum mengenai bagaimana caranya konteks mempengaruhi pembicara untuk bertutur dalam menafsirkan kalimat atau menelaah makna yang berkaitan dengan situasi ujaran. Pragmatik bersifat terikat dengan konteks (dependent context).

Tugas Kuliah: Pragmatics, Isyarat di Dalam Sebuah Kebiasaan dan Adat, Linguistic sign, Tuturan dan Kalimat, Prosodi

Kelompok I :

1. Latifah Muzayanah
2. Muhammad Kuasa Haditama
3. Noer Rochimah
4. Diah Ayu Wardhani
5. Wisnu Wicaksono

CHAPTER II

2.1. Pragmatics         
                        
Pragmatics adalah salah satu cabang dari linguistics yang membahas tentang ‘arti kata’ atau ‘makna kata’. Pragmatics dan semantics sama-sama mempelajari tentang kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa sesuai dengan dan maksud makna bahasa tersebut. Sedangkan semantics lebih menekankan pada kemampuan seseorang dalam berbahasa, memproduksi kata atau ungkapan sesuai dengan makna tersebut dan proses memahami kata atau ungkapan oleh orang lain. Dan pragmatics adalah kemampuan seseorang untuk memahami bahasa yang didapat dari berbagai percakapan, untuk mengenal apa yang di katakan atau dibicarakan seseorang, untuk menyampaikan informasi baru, untuk menerjemahkan apa yang dibicarakan seseorang. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang ‘Pragmatics’ dan ‘Semantics’.

TUGAS KULIAH: PRAGMATICS



AHMAD MUZAYIN AZIZ             261062008
ARI ROSIDAH                                 261062028
BAYU ADI WIBOWO                     261062042
FITRI NUR HAFIDZAH                113221116
LINDA KUMALA DEWI               113221184

2.1. Pragmatics                                 
Pragmatics adalah salah satu cabang dari linguistics yang membahas tentang ‘arti kata’ atau ‘makna kata’. Pragmatics dan semantics sama-sama mempelajari tentang kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa sesuai dengan maksud makna bahasa tersebut. Sedangkan semantics lebih menekankan pada kemampuan seseorang dalam berbahasa, meproduksi kata atau ungkapan sesuai dengan makna tersebut dan proses pemahaman kata atau ungkapan oleh orang lain. Dan pragmatics adalah kemampuan seseorang untuk memahami bahasa yang didapan dari berbagai percakapan, untuk mengenal apa yang di katakan atau dibicarakan seseorang, untuk menyampaikan informasi baru, untuk menerjemahkan apa yang dibicarakan seseorang. Sebenarnya batasan antara Pragmatics dan Semantics tidak begitu jelas. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang ‘Pragmatics’ dan ‘Semantics’.

TUGAS KULIAH: LANGUAGE IN USE



Name of group :    
     
 Afnidar Zamzami (26.10.6.2.268)
Umi Nur Hidayati (26.10.6.2.226)
Winda Murtiantin (26.10.6.2.241)
Hanifah Khoirun Nisak (113221127)
Isti Choirunnisa
                                               
LANGUAGE IN USE
       I.            Pragmatics
    II.            Natural and Conventional Signs
 III.            Linguistics Signs
 IV.            Utterance and Sentence
    V.            Prosody
 VI.            Non Verbal Communication

A.    Pragmatics
Pragmatik adalah cabang lain dari linguistik yang berkaitan dengan makna. Pragmatik dan semantik dapat dipandang sebagai bagian yang berbeda, atau aspek-aspek yang berbeda, tetapi dari studi umum yang sama.
Sementara semantik yang berkaitan dengan kompetensi pembicara yang menggunakan sistem bahasa dalam menghasilkan ujaran yang bermakna dan pengolahan (memahami) ucapan-ucapan yang dihasilkan oleh orang lain, fokus utama pragmatik adalah kemampuan seseorang untuk membuat arti dari jenis spesifik dari situasi ujaran  dengan mengenali apa yang pembicara katakan adalah untuk memacu hubungan informasi baru dengan apa yang telah terjadi sebelumnya dan untuk menafsirkan apa yang dikatakan dari latar belakang pengetahuan tentang pembicara dan topik wacana.

Tugas Kuliah: Introduction to Phonology and Phonetics



By:          -Muhammad Faiq Furqon (123211028)
                -Fentalisa Monica
                -Merry Wiji Astuti
                -Yusaufa Fasikul Lisani

1.1 Fonetik dan Fonologi

                Phonetics dan phonology adalah ilmu yang sama-sama mengkaji tentang suara. Dalam phonetics disediakan cara-cara yang objektif untuk mendeskripsikan dan menganalisa jangkauan dari suara manusia digunakan dalam bahasa mereka. phonetics terbagi menjadi 3, yaitu articulatory phonetics yang mengidentifikasi organ-organ dan otot-otot mana yang terlibat dalam menghasilkan suara yang berbeda. suara-suara tersebut kemudian dikirim dari pembicara kepada pendengar. Sedangkan acoustic dan auditory phonetics focus pada bagaimana suara itu berjalan melewati udara dalam bentuk gelombang suara dan dampak dari gelombang tersebut terjadi pada telinga dan otak si pendengar.