SHOW

SELAMAT DATANG | SEMOGA SITUS INI BISA BERMANFAAT DAN MENGINSPIRASI

Dropdown Menu

Tugas Kuliah: PRAGMATICS

LANGUAGE IN USE

Alifah
Vredi Yusron
Wahyu Nugroho Aji
Triyatmi
Latifah Rahmawati

PRAGMATICS

Pragmatik adalah cabang lain dari linguistik yang mengkaji tentang makna. Pragmatik dan semantik dapat dipandang sebagai bagian yang berbeda, atau aspek yang berbeda, dari studi umum yang sama. Keduanya berkaitan dengan penggunaan bahasa seseorang yang memiliki makna khusus. Semantik lebih ditekankan pada bahasa yang memiliki sistem dan struktur kebahasaan dalam menghasilkan ucapan/ujaran yang memiliki makna dan pemahaman yang bisa diterima. Sedangkan fokus utama dari pragmatik adalah kemampuan seseorang untuk memperoleh makna tertentu dari suatu penuturan  pembicara dalam menyampaikan maksud tertentu, untuk mengenali apa tujuan pembicara, untuk menghubungkan informasi baru dengan apa yang telah terjadi sebelumnya, untuk menafsirkan apa yang dikatakan pembicara berdasarkan latar belakang pengetahuannya, dan untuk menyimpulkan atau mengetahui informasi dari pembicara yang mana pembicara tidak perlu repot untuk mengungkapkan apa yang dia maksudkan/inginkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pragmatik berhubungan dengan pemahaman kita terhadap hal-hal di luar bahasa. Akan tetapi, hal-hal yang dibicarakan di dalam pragmatik sangat erat pula kaitannya dengan hal-hal di dalam bahasa. Adapun semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna yaitu makna kata dan makna kalimat.


1. TANDA-TANDA ALAM DAN KONVENSIONAL

Bahasa merupakan alat/sistem/symbol dalam berkomunikasi. Hal itu dapat berupa ucapan, tulisan maupun isyarat. Bahasa dikatakan sebagai sistem artinya bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara tak beraturan. Seperti halnya sistem-sistem lain, unsur-unsur bahasa diatur seperti pola-pola yang berulang dan sistematis.
Bahasa di gunakan oleh sekumpulan masyarakat dalam berkomunikasi, untuk menyampaikan suatu maksud tertentu. Sehingga bisa di simpulkan bahwa bahasa itu suatu ucapan, tulisan maupun isyarat yang mengandung makna. Penggunaan suatu bahasa di pengaruhi oleh unsur budaya, letak geografis, dan sifat-sifat sosial. 
Ketika seseorang menggunakan bahasa ibu untuk berkomunikasi satu sama lain, dan terlihat beberapa perbedaan dari cara penuturan, maka bisa dikatakan bahwa mereka memiliki perbedaan dialek. Sebagai contoh perbedaan dialek : perbedaan seperti petrol vs gasoline, lift vs elevator. Contoh lain dalam sebuah pertanyaan, “ Have you a pencil? Vs “Do you have a pencil?” Vs “Have you got a pencil?”. Ini merupakan hal tersulit untuk menyebutkan berapa banyak perbedaan diantara dialek ataupun cara mengetahui dimana suatu dialek itu muncul dan berakhir.
Bahasa adalah sistem yang kompleks dari simbol , atau tanda-tanda , yang berada dalam suatu komunitas. Ini akan berguna untuk mempertimbangkan tanda-tanda lain yang kita tahu dan bagaimana kita bereaksi terhadap hal tersebut. 
Footprint adalah tanda alami, yang merupakan hasil alami dari injakan kaki seseorang yang dapat mengkomunikasikan pesan dari pemilik kaki tersebut terhadap seseorang yang melihat/ mengamati. Kita semua akrab dengan tanda-tanda alam lainnya . Kita melihat asap dan tahu bahwa ada kebakaran, atau kebakaran baru saja keluar, awan hitam menginformasikan kepada kita kemungkinan hujan, pucuk pohon bergerak memberitahu kita bahwa angin bertiup, tubuh kita sendiri memberikan tanda-tanda  seperti sakit telinga dan rasa lapar, pada orang lain kita mengisyaratkan bahwa kita setuju dengan anggukan. Segala macam pemandangan, suara dan bau dapat menjadi tanda alam , semua itu berkomunikasi dengan objek yang mengamati dan dapat menafsirkan pesan itu tanpa disengaja ,
. Dalam kehidupan modern kita cenderung kurang peduli dengan tanda-tanda alam dibandingkan dengan tanda-tanda konvensional , pendengaran dan perangkat visual untuk orang telah diciptakan untuk mengirim pesan rutin satu sama lain .Hampir setiap hari kita mendengar sinyal tersebut karena itu dimaksudkan agar kita mendengarnya :  peluit , sirene , dering dan lonceng. Dalam berbagai olahraga, peluit atau bel menandai awal dan akhir setiap permainan. Tanda-tanda visual sekarang menjadi lazim dan beragam . Cara-cara konvensional pun bermunculan seperti jalan licin , jalan sepeda, lokasi telepon , toilet laki-laki dan perempuan , di mana ada akses untuk orang cacat, larangan merokok , dan banyak lagi. Dan semua itu hanya cukup menggunakan symbol/tanda.
Tidak seperti tanda-tanda alam, tanda-tanda konvensional memiliki pengirim dan penerima yang dilakukan manusia, masing-masing memiliki tujuan dan interpretasi .
Mengamati tanda-tanda tersebut dan mendapatkan informasi/pesan tersebut nampaknya merupakan masalah yang sederhana dan dapat dilakukan dalam sekejap.
Adapun tahapan-tahapan dalam mendapatkan informasi/pesan adalah :

1. Perception (persepsi)
Mengamati tanda-tanda yang menarik perhatian kita berdasarkan tempat dan waktu tertentu. Persepsi merupakan sarana yang memungkinkan kita untuk memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.
2. Identification (Identifikasi)
Setiap persepsi merupakan pengalaman yang unik. Identifikasi atau pengenalan merupakan upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Semisal dengan pengalaman atau fenomena yang kita kenal sebelumnya dari hasil pengamatan kita yang telah tersimpan dalam memori.  
3. Interpretation ( Penafsiran)
Tanda-tanda konvensional dapat memiliki arti yang berbeda dalam konteks atau situasi yang berbeda. Peluit seorang polisi mengarahkan lalu lintas, peluit dari hotel memanggil taksi dan peluit dari wasit dalam pertandingan sepak bola semua mungkin terdengar sama, maknanya berbeda karena perbedaan konteks di mana sinyal terjadi . Mereka memiliki tujuan yang berbeda dan ditafsirkan secara berbeda. Itu semua merupakan hasil dari interpretasi/ penafsiran. 
Linguistics Signs (Isyarat Kebahasaan)
Kata-kata merupakan isyaratnya bahasa serupa dengan perhatian tertentu sebagai isyarat alami ataupun dan bersifat umum. isyarat-isyarat belum memiliki makna tetapi dapat menunjukan ungkapan kepada siapa saja yang mampu menerima, dan menafsirkannya. Kata-kata tersusun dalam bentuk kalimat secara berkesinambungan dapat mengutarakan makna dari setiap kata yang terbentuk karena hubungan kata-kata tersebut dengan yang lain.
Dalam membicarakan insyarat bahasa(kata-kata)  khususnya pada penggunaan bahasa, dan kata-kata yang tidak digunakan sendiri-sendiri dan harus mengacu pada ungkapan secara keseluruhan dan cara memperhatikan, mengidentifikasi, dan menafsirkannya.
Dalam proses menerima perkataan orang lain, kita memperhatikan ujaran tersebut baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Beberapa hal yang menyebabkan sulitnya memperhatikan sebuah ugkapan lisan di antaranya: banyaknya kebisingan yang ada di lingkungan sekitar, jarak yang terlalu jauh antara pembica dengan  pendengar, vlome suara yang dikeluarkan pembicara kurang jelas, hubungan yang terbatas khususnya lewat telepon atau radio,  atau perhatian yang kurang oleh pendengar. 
Jika kita mendengar ungkapan, mengetahui bahasanya, makna dari kata-kata dan kalimat yang terbentuk dari kata tersebut. Kita belum sepenuhnya memahami apa yang dikatakan karena kita tidak mengetahui apakah yang  diungkapkan itu. Kita tidak mengambil maksud dari pembicara, atau lebih luasnya kita tidak mengetahui mengacu pada apakah ungkapan itu. Ketika komunikasi berlangsung sukses, kita sebagai pendengar menafsirkan dengan tepat kaarena kita menguraikan informasi dari apa yang sebelumnya disampaikan dan dari pengetahuan ang disampaikan pembicara dan memahami kondis lingkungan. 
Ketika sedang mendengar seorang berbicara, kita mulai mendengar runtutan pengucapan dan situasi, namun pemahaman kita bukan masalah memahami bunyi satu dan sesudahnya. Kita mengatur pesan tersebut dalam kelompok rasa tersendiri. Kemungkinan pembicara membatu dengan berbicara pada keadaan (konteks) tertentu, membuat penggalan (pause) yang dibutuhkan untuk bernafas di antara konteks misalnya ungkapan berikut:
I’ll let you know the answer (pause)
As soon as I get the information (pause)
From a friend of mine (pause)
Who live in Winchester (pause)
Yang disebut (pause) dapat berupa keadaan diam sesaat atau berupa pemanjangan bunyi akhir misal : information-n-n-n). Dalam percakapan lisan biasanya tidak tersusun secara  tepat. Ungkapan yang tertera diatas dapat pula disampaikan dengan cara sebagai berikut
“well, I’ll uh let you know (pause)the anwer (pause)
As soon-as soon as i get information(pause) from a friend of mine (pause) um you know (pause) who lives in Winchester
Pendengar memahami apa yang didengar sesuai dengan pemenggalan kata, pengulangan, dan penambahan dalam isi pesan.Pendengar dan pembaca menggunakan pengetahuan tentang bahsa untuk mendapatkan pesan yang mereka butuh. Misalkan, jika kita menemui kata kerja “put” dalam sebuah ungkapan maka kita mencari beberapa ungkapan yang terkait tentang siapa, apa dan dimana.
Seorang pendengar menggunakan informasi dasar untuk menerjemahkan pesan. Seperti dalam teorinya Fillmore (1979:78), kita perlu mengetahui bukan hanya pada apa yang diucapkan pembicara tapi juga pada apa yang dikatakannya tentang mengapa dia berucap dan dia mengucapkan dengan caranya. Hal itu berkaitan erat dengan informasi baru yang datang sesuai dengan informasi sebelumnya. Ketika sedang membaca, penafsiran kita atas apa yang ingin disampaikan penulis tergantung juga pada latar belakang pengetahuan dari topik bahasan.dan kita kan paham jika kita menemukan type penulis yang tidak asing dan sesuai minat. Dari sudut pandang yang lain, pembicara yang membuat diri mereka dipahami atas pendapat dari yang mereka sudah pahami.Penulis juga harus memutuskan pendengar macam apakah yang mereka tulis dan bagaimana potensi pembaca yang dapat berkontribusi dalam proses pemahamannya.



Utterance and Sentence (Ungkapan dan Kalimat)
Makna dari sebuah ungkapan adalah makna dari kalimat dan kalimat serta keadaan sekitar: waktu dan tempat, keadaan orang-orang yang terlibat. Semua keadaan sekitar dapat kita sebut sebagai kontek fisik dan sosial dari sebuah ungkapan. 
Perbedaan dari ungkapan dan kalimat memiliki fungsi membedakan antara makna bahasa yang dihubungkan oleh bagian tertentu dari bahasa dan makna ungkapan yang secara individu mempunyai makna tertentu pada tempat, waktu tertentu. Misalkan ungkapan “Our visit to the factory was wonderful experience” bisa dikatakan sebagai lelucon atau sindiran, ataupun sebagai ungkapan terus terang di antara kemungkinan yang lain. Kalimat Our visit to the factory was a wonderful experience tidak memiliki satu kesatuan makna sendiri. 
Sebuah ungkapan sering menjadi bagian dari percakapan, kuliah formal, puisi, cerita pendek, surat niaga, surat cinta, dan sebsgainya. Tuturan yang diucapkan adalah suatu tindakan lisan yang terjadi pada suatu tempat dan moment tertentu. Sebuah ungkapan tertulis bisa merupakan bentuk dari rekaman kejadian yang telah dikatakan atau sebuah gagasan yang akan disampaikan, seperti naskah drama ataupun pidato. Kontek bahasa dalam sebuah ungkapan dapat membuat perbedaan makna, seperti halnya dalam konteek sosial.
Prosodi (Ilmu Persajakan)
Prosodi merupakan ilmu yang mengkaji tentang tekanan, irama, rima, dll dalam sajak. Dalam linguistik, prosodi adalah unsur penting dalam ucapan-ucapan lisan. Prosodi terdiri dari intonasi dan aksen. 
Aksen merupakan tekanan suara pada kata atau suku kata. Contohnya dari kata “what did you say (apa yang kamu katakan)”. Ada beberapa suku kata dengan berbagai penekanan sebagai berikut:

a. T did you say?
A
H
W

                               S
b. What did you    A
                                  Y?

                     Y
c. What did   O say?
                           U 

                   D
d. What I  you say? 
                          D 
Keempat kalimat diatas mengalami pengucapan dengan penekanan yang berbeda-beda, di mana suku kata yang paling menonjol ditandai dengan huruf kapital dan naik atau turunnya suara ditunjukkan dengan huruf yang naik atau turun.
Intonasi merupakan lagu kalimat yang meliputi nada tinggi atau rendah dan dinamika yang keras atau lemah. Intonasi yang kurang pas bisa menyebabkan kesalahan dalam sebuah komunikasi. Untuk itu perlu memahami intonasi pada saat berkomunikasi dengan orang lain. Pola intonasi setiap kalimat tergantung pada tujuan yang dimaksudkan oleh pembicara, artinya apabila pembicara bermaksud untuk menanyakan sesuatu maka pola intonasinya menurun, demikian pula ketika pembicara bermaksud mengajak atau menyuruh pendengar maka pola intonasinya cenderung meninggi. 
Contohnya: - This is the place. (maksud: memberi tahu) intonasinya rendah
                  - This is the place? (maksud: bertanya) intonasinya tinggi



Related Articles:

15 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. bahasa merupakan sesuatu yang memang harus ada dalam kehidupan ini , meskipun terbentuknya bahasa seperti kehidupan berjalan tanpa direncanakan, tapi terbentuk dengan sendirinya, meski begitu bahasa itu tersusun oleh karenanya ia disebut sebagai sistem, karena sifatnya yang beraturan. pemahaman bahasa pun dalam pemaknaannya saja tidak serta merta bisa diartikan sesuai arti kata yang ada di kamus, tapi ada yang disebut dengan prakmatik dan semantik, memaknai suatu kata atau ujaran dengan berbeda pandangan. pemaknaan kata juga dipengaruhi oleh, tempat, waktu, situasi, penekanan dan gaya bicara. bahasa juga tidak hanya berbentuk ucapan yang dikeluarkan, ia juga berupa gambar, reaksi, keadaan alam, dll , semua itu juga merupakan bahasa yang mengisyaratkan sesuatu, burung yang berkicauan merupakan arti dari pagi telah tiba, awan gelap di langit adalah akan adanya hujan, semua itu bahasa yang disampaikan alam. kurang lebih seperti itu komentar dari saya (LAILA FATCHIYAH/7C/26.10.6.2.129)
    26 Oktober 2013 06.16

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oi, Leka, as long as that I know, the comment should be conveyed in English, not in Bahasa. -_-

      Delete
  3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
    according to PLATO
    Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut (KHOIRIMA DAROJATUN/7C/261062122) 28 Oktober 2013

    ReplyDelete
  4. Beny Setyawan / 113221046 / 7C
    Assalamu'alaikum. Thank's for the first group's explanation.
    I think semantics is more concern in meaning of words or sentences in language, and pragmatics is more concern in how we can capture the meaning of words or sentences that said by speaker.

    ReplyDelete
  5. Beni Yulianto (113221045)
    thanks for the explanation is clear enough, i got the point of this summary.
    pragmatics is different with semantics, pragmatics is the ability to understand the language obtained from various conversations, to know what was said or discussed in person, to convey new information, to translate what has been told, and semantic more emphasis on the person's ability to speak, producing a word or phrase in accordance with the meaning and process of understanding the word or phrase by others

    ReplyDelete
  6. Bismillah...
    Assalamu'alaikum Wr.Wb.
    Hi guys, how are you getting on today?
    I am so sorry. I'm late to comment this^^

    Okay well, the great opportunity to comment for this nice posting^^. As my comprehension pragmatic is different from semantic. I agree enough with Beni's comment. So I just give an addition for my comment^^.
    It's simple, pragmatic is stress on ability to comprehend to what a person have said. Besides, it's to convey the new information, to receive what the meaning of speaker said, to relate the new information with the previous gotten information. While Semantic is simple too, it's deal with speaking skill of a person that have correct grammar and meaning to produce utterance/ speech, so that another person can catch the meaning of the utterance/speech.

    Thank thee^^ don't forget CMIIW

    ReplyDelete
  7. Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Thanks for the first group. The explanation of the first group can quite understand.
    Pragmatics is how we understand the meaning of the word. While semantics is the study of the meaning of the word.
    The language is not just about words, but also can be a symbol or natural phenomena, including gesture. For example; if someone tears it can illustrate that the person is sad or happy.
    In getting information from the language there are several steps: perception, identification, and interpretation.
    So, to understand about what the talking about from the other people, also requires a certain process. So that, we can understand the real meaning.

    Wassalammu'alaikum Wr. Wb.

    (Ida Dwi Safitri/ 113221135)

    ReplyDelete
  8. Assalamualaikum.....
    Thanks for the explanation for the first group. Its a good summary.
    Talking about language is an interesting thing. Because, in our live we need a language to communicate and interact each other. With a language that have understood each other, we can convey our message or our idea to the other person.
    As we know, a language has a various form and it has undergone for many progress over the time.
    The language that we used, is depend on, "WHO is the speaker, WHAT the talking about, TO WHOM we talk, WHERE we talk, and WHEN we talk".
    So, its the benefit, when we study all about Semantic and Pragmatic, so that we can get the point about what the other person talking about to us.
    Because, a language has its own meaning.
    Wassalamualaikum......
    (Evi Damayanti / 113221103)

    ReplyDelete
  9. Language is the most importance thing to do communication. Everybody communicate with other to get information or message from it. The steps of getting information are perception, identification, and interpretation. When someone misspell the words that he/ she has spoken, people will misperception and it will make understanding.

    YUNI NURSILAWATI/ 113221323/ 7C

    ReplyDelete
  10. WULANDARI/ 113221318/ 7C

    So, in language we can differentiate the speaker purpose with his/her intonation, but if the listener did not understant with the intonation of the speaker it will be a problem because it will make different meaning and cause misunderstanding.

    ReplyDelete
  11. Dwi Suhartini / 113221086 / 7C

    It is good explaination because this group is using their own language that it is easier to understand. :) I have already knew about pragmatics that it is not just a language that used directly by conversation, but also by signs, both natural and convensional. :)

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  13. Lilies Ekowati / 113221178
    Based on your opinion, Why is pragmatics needed to be studied?

    ReplyDelete