7C-KEL 2(Hariyatun, hermawan s, Ayu, Kuffita, Beni)
REFERENCE AND DENOTATION
Bahasa terdiri dari sejumlah besar kata-kata dan masing-masing kata memiliki korelasi langsung dengan sesuatu di luar bahasa. Dan jika kita berkomunikasi satu sama lain melalui bahasa kita semua harus sama 'ide' atau 'konsep' yang terkait dengan setiap kata.
Ogden dan Richard menyebutkan ikatan antara objek dan kata makna. Ketika kita mendengar atau membaca kata, kita sering membentuk gambaran mental dari apa kata yang mewakili, dan menyamakan “konsep” dengan gambaran mental.
Referensi adalah hubungan antara ekspresi bahasa seperti this door, both doors, the dog, another dog dan apa pun berkaitan ekspresi dalam situasi tertentu saat penggunaan bahasa, termasuk apa yang pembicara mungkin bayangkan. Denotasi adalah potensi kata seperti pintu atau anjing untuk masuk ke dalam ekspresi bahasa seperti itu. Referensi adalah cara pembicara dan pendengar menggunakan ekspresi berhasil, Denotasi adalah pengetahuan yang mereka miliki yang membuat mereka gunakan berhasil.
Masalahnya dengan teori mentalistik makna, pertama, bahwa tidak semua kata dapat dikaitkan dengan citra mental. contoh Kalimat 'The dog bit a man' dan 'The man bit a dog', menggunakan contoh biasa, mengandung kata-kata yang sama tetapi mereka tidak mengekspresikan arti yang sama.
CONNOTION
Konotasi adalah asosiasi afektif atau emosional mentol, yang jelas tidak perlu sama untuk semua orang yang tahu dan menggunakan kata. Denotasi mengidentifikasi aspek sentral arti kata, dimana setiap orang umumnya setuju tentang. Konotasi mengacu pada aspek pribadi dari makna, asosiasi emosional yang membangkitkan kata. Konotasi bervariasi sesuai dengan pengalaman, beberapa kata telah berbagi konotasi.
SENSE RELATIONS
Sense relations atau relasi makna artinya lebih dari makna denotasi dan konotasi. Leksem tergantung pada pada leksem lain mereka saling terkait dalam ucapan-ucapan. leksem memiliki makna karena memiliki relasi makna di leksem itu sendiri. Bagian dari hubungan ini terlihat dari bagaimana kata-kata itu sama-sama menghasilkan makna atau tidak.
Sejumlah kata kerja bahasa Inggris dapat digunakan dalam dua cara yang berbeda seperti asosiasi gramatikal yang berbeda. Dan kemudian memiliki makna yang sedikit berbeda. Kita dapat mengatakan: A window broke , Tom broke a window
Berikut apa yang terjadi dengan jendela adalah sama, namun dalam kalimat pertama broke adalah setara dengan 'menjadi rusak' dan yang kedua itu adalah setara dengan 'disebabkan karena dilanggar'. Istilah yang sama digunakan untuk perasaan subjektif dan untuk sifat seharusnya . Leksem tidak hanya 'memiliki' makna, melainkan berkontribusi terhadap arti dari sebuah unit yang lebih besar, sebuah frase atau kalimat. Misal diambil dari frase ini dengan kata sifat happy : - A happy, a happy family , - A accident, a happy experience,-A happy story, a happy report
Ketika kata senang digabungkan dengan sebuah kata yang memiliki fitur (manusia), seperti child dan family di baris pertama, itu kira-kira setara dengan 'yang menikmati (s) kebahagiaan' - anak yang bahagia adalah anak yang memiliki atau menikmati kebahagiaan. Dalam kombinasi dengan kata-kata yang memiliki fitur (event) seperti kecelakaan dan pengalaman, kontribusinya kira-kira 'yang menghasilkan kebahagiaan.’ Dalam kombinasi dengan kata-kata yang memiliki fitur (wacana)-story, report- artinya kira-kira 'mengandung pernah mengalami bahagia atau kejadian. "Setiap kata-kata memiliki berbagai makna, setiap makna ditentukan oleh konteks linguistik.
Setiap leksem terkait dalam beberapa cara untuk berbagai leksem bahasa lain. Pertama ada hubungan antara leksem dengan leksem lain dengan yang terjadi pada frase atau kalimat yang sama, sit dengan chair, read dengan book atau newspaper. Ini adalah hubungan sintagmatik, dua kata atau lebih yang saling berasosiai secara berurutan (tidak harus tepat di sebelah satu sama lain) sehingga arti masing-masing dipengaruhi oleh yang lain dan bersama-sama maknanya berkontribusi arti unit yang lebih besar, frase atau kalimat.
Karena kita terbiasa dengan sistem penulisan yang diedarkan ke kiri ke kanan, kita mungkin berpikir hubungan sintagmatik sebagai hubungan horisontal dan vertikal sebagai paradigmatik.
PERLAHAN-LAHAN KITA BELAJAR DARI KOMUNITAS KITA DAN DARI PENGALAMAN PRIBADI. DAN KITA MEMPEROLEH PENGETAHUAN IMPLISIT TENTANG BAGAIMANA LEKSEM YANG BERHUBUNGAN DENGAN LEKSEM LAIN YAITU RELASI MAKNA. PENGETAHUAN IMPLISITNYA ADALAH HUBUNGAN SINTAGMATIK MEMFASILITASI PERSEPSI KITA DAN IDENTIFIKASI APA YANG KITA DENGAR DAN BACA, MEMUNGKINKAN KITA UNTUK MEMPERBAIKI SECARA OTOMATIS APA YANG KITA DENGAR DAN LIHAT, ATAU APA YANG KITA PIKIR, KETIKA MENGKOREKSI DIPERLUKAN: KITA HARUS SUDAH MENDENGAR DUA LEKSEM YANG PARADIGMATIS TERKAIT DALAM HUBUNGAN SINTAGMATIK.
LEXICAL AND GRAMMATICAL MEANINGS
Sebuah ekspresi merujuk adalah bagian dari bahasa yang digunakan SEAKAN itu terkait dengan sesuatu di luar bahasa, beberapa entitas hidup atau mati atau konsep atau kelompok entitas atau konsep. Entitas yang ekspresi merujuk terkait adalah rujukan nya.
Predikat adalah penggunaan bahasa umumnya melibatkan penamaan atau merujuk pada beberapa entitas dan berkata, atau predicating, sesuatu tentang entitas tersebut.
MAKNA GRAMATIKAL ADALAH DENGAN MENUNJUKKAN BAGAIMANA KALIMAT SEEKOR ANJING MENYALAK BERBEDA DARI KALIMAT LAIN YANG MEMILIKI YANG SAMA, ATAU SERUPA, MERUJUK BEREKSPRESI DAN PREDIKAT YANG SAMA.
Leksem adalah unit minimal yang dapat mengambil bagian dalam merujuk atau predicating. Semua leksem dari bahasa merupakan leksikon bahasa, dan semua leksem yang Anda tahu membuat leksikon pribadi Anda.
ISTILAH 'LEKSEM' DIUSULKAN OLEH LYONS (1977:18-25) UNTUK MENGHINDARI KOMPLEKSITAS YANG TERKAIT DENGAN 'KATA' KATA SAMAR-SAMAR.
MORPHEMES
Leksem dapat terdiri dari hanya satu bagian yang bermakna seperti ini:
arm chair happy guitar lemon shoe
atau lebih dari satu bagian yang bermakna seperti ini
armchair unhappy guitarist lemonade shoehorn
teknis untuk bagian bermakna minimal morfem Arm, chair, happy, guitar , lemon, shoe dan horn semua morfem, tidak satupun dari mereka dapat dibagi menjadi sesuatu yang lebih kecil yang berarti. Mereka adalah morfem bebas karena mereka terjadi dengan sendirinya. Unsur-unsur un-,-ist dan ade dalam bahagia, gitaris dan masing limun, juga morfem, mereka adalah morfem terikat yang selalu melekat pada sesuatu yang lain, seperti dalam contoh ini.
POLYSEMY
Satu kata yang mempunyai beberapa makna yang saling berhubungan. Misalnya kata Head, yang berarti kepala tempat tidur, kepala suatu perusahaan, dll. Jika dilihat dari makna yang lain bisa saja berarti kepala manusia atau bagian tubuh manusia.
HOMONYMY
Homonim adalah dua kata yang bentuk penulisan dan pengucapanya sama tetapi
artinyaberbeda, seperty bank yang berarti institusi keuangan dan bank ujung suatu sungai. Ada lagi yaitu steak dan stake, pengucapan keduanya sama namun ejaanya berbeda.
DALAM BAHASA INGGRIS, HOMONYM JUGA MENGENAL HOMOGRAF YANG BERARTI KATA YANG SAMA EJAANYA NAMUN LAFAL DAN ARTINYA BERBEDA. CONTOHNYA ADALAH BOW DENGAN GO, YANG MENGISYARATKAN INSTRUMENT UNTUK MEMANAH. KEMUDIAN BOW DENGAN COW, YANG BERARTIKAN MENUNDUKAN BADAN SEBAGAI TANDA HORMAT.
Pembeda antara Homonim dan Polisemy itu tidaklah mudah untuk dibuat. Dua kata yang identik dalam suatu bentuk/ form atau tidak, tetapi hubungan makna itu sendiri bukanlah tentang iya atau tidak melainkan lebih atau kurang.
LEXICAL AMBIGUITY
Makna ambigu berkaitan dengan arti dalam setiap kata yang memiliki lebih dari satu makna atau mengacu pada sesuatu yang berbeda sesuai lingkungan pemakaiannya. Ambiguitas sering diartikan sebagai kata yang memiliki dua arti. Konsep ini tidak salah, tetapi kurang tepat sebab sulit dibedakan dengan polisemi. Polisemi juga bermakna ganda hanya kalau kegandaan makna dalam polisemi berasal dari kata. Sedangkan kegandaan makna dalam ambiguitas berasal dari frase atau kalimat dan terjadi sebagai akibat penafsiran struktur gramatikal yang berbeda.
Pembahasan tentang ambiguitas tampaknya sama dengan pembahasan mengenai homonimi. Namun, masih ada perbedaannya yaitu, homonimi dilihat sebagai dua bentuk yang kebetulan sama tetapi maknanya berbeda, sedangkan ambiguitas adalah sebuah bentuk dengan makna yang berbeda sebagai akibat dari perbedaannya penafsiran struktur gramatikal bentuk tersebut. Lagi pula ambiguitas hanya tejadi pada satuan frase dan kalimat sedangkan homonimi dapat terjadi pada semua satuan gramatikal (morfem, kata, frase, dan kalimat)
Misalnya, kalimat “ I was on my way to the bank” , kata “bank” menimbulkan makna yang berbeda, “place where money is kept safely” dan “land sloping up beside a river”, bentuk seperti ini dinamakan polyvalency yang dapat dilihat dari dua segi yaitu polisemi dan homonimi.
SENTENCE MEANING
Dalam gsentence meaningh ada dua hal penting, yang pertama yaitu makna kalimat yang berasal dari arti unsur pokok kata dan dari arti berdasar unsur gramatikalnya. Kedua, jika kalimat tersebut sebuah pernyataan, maka segala sesuatu di dunia akan mengkondisikan kalimat tersebut menjadi benar ( truth-conditional semantics).
Sebagai contoh, gAlbert Thompshon opened the first flour mill in Watertonh. Walaupun sebenarnya kalian tidak tahu apakah kalimat tersebut benar atau salah, kalian tahu bahwa ada orang bernama Albert Thompshon dan tempat bernama Waterton. Sehingga tidak ada flour mill in Waterton sebelum Albert Thompshon opened his mill. Jika kalimat ini benar maka kalimat Albert Thompshon did not open the first mill in Waterton dalah salah.
Arti dari kalimat kebenaran kondisi pada kalimat itu dikatakan setara dengan mencirikan arti dari kalimat dalam bentuk yang logis. Mengetahui arti dari kalimat melibatkan mengetahui kondisi kebenaran.
Beny Setyawan / 113221046 / 7C
ReplyDeleteAssalamu'alaikum. Thank's for the 2nd group's explanation.
According to Matthews (1997: 312), the reference is the relationship between speech with the appointed goods that can be identified by both speaker and listener.
Denotation is the basic meaning, neutral and there is no value sense or emotional in it. For example is: "Tali itu putus"
Conotation is figure of speech that there is sense value in it. For example is: "Aku sedang putus cinta"
The word "putus" in sentence "Tali itu putus" is the basic meaning (denotation). And the word "putus" in sentence "Aku sedang putus cinta" is figure of speech (conotation).
Bismillah...
ReplyDeleteAssalamu'alaikum Wr. Wb.
Thank's for this great posting and good explanation.
After read it and before I give opinion to your group's explanation, may I ask for just a question?
what is the meaning of "LEKSEM"? is it same with "Lexical"? I haven't heard before guys. I'm still perplex with my understanding^^. I'm with pleasure if explain me again with your own language, please!^^
Okay well, I just give an opinion on "sense relations". It deals with use of a verb in two different ways. it's simple too.
For instance, the first sentence: "lukisan itu cantik". the 2nd sentence: "Eko mempercantik lukisan".
Is both of the sentences, true? I just clarification.^^
Based on the summary above, I think that polysemy, homonymy, and lexical ambiguity have same rather meaning. It makes confuse me. They have as same as of the meaning, they have two or more of the meaning. For example, when we read the text, It will make troublesome us to distinguish them each other.
ReplyDeleteYUNI NURSILAWATI /113221323/ 7C
WULANDARI /113221318/ 7C
ReplyDeleteI can differentiate between polysemy and ambiguity, polysemy is a word that has some meaning and it has relation, but ambiguity is phrase or sentence that has some meaning it happen because different interpreting in grammatical structure.
Dwi Suhartini / 113221086/ 7C
ReplyDeletethanks for 2nd group that have explained about reference and denotation. :) Can you explain, what does mean "citra mental'? And I'm still confuse about reference and denotation. I can't see the differences between them, even though Mr. Beni Setyawan has added that reference has no value sense while denotation has it. But, does just it? 'cause from explanation above from 2nd group, I have not understood yet. Please, explain it by your own words. thanks :)
Okay we’ll start from homonymy firs, mansoer padeta( 2001: 211) states that homonimi adalah ungkapan yang bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain, tetapi dengan perbedaan makna diantara kedua ungkapan tersebut. For example here is orang tua, it has two meaning for the first one is our parents and the second meaning is the old man or the man who has an old age.
ReplyDeleteThen, based from Simpson (1979: 65) polysemy is a word which has two (or more) related meaning. Or we can say in bahasa is polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu atau ganda. For example is word “buah” its different from, if we put in sentence, Buah apel itu manis rasanya. And ibu memiliki buah hati yang sangat baik yang bernama Hermawan.
It’s a little explanation about polysemy and homonymy, Hopefully it is useful. Thank you
~hermawan~
Thanks for the explanation from second group...
ReplyDeleteWell, same as some friend that still confused about some explanation above....
I think that your group has less detailed explanation of each example, so that we still difficult to understand about it. and because of Hermawan's coment, I get the point about homonyms and polysemy. but I still confused about lexical ambiguity. I read that, "when homonyms can occur in the same position in utterances, the result is lexical ambiguity,
so, what exactly the difference between homonyms and lexical ambiguity? please give the example for both of them...
Thank you...
(Evi Damayanti / 113221103)
..Thank's for 2nd group about your explanation :)
ReplyDelete..But I'm still confused in some points :( for example, in "Sense Relation" about "Leksem" and about "Lexical Ambiguity"..Please explain it by your own word and more detail..Thank's:)
..TRIYATMI/113221303/7C