Di Balik Kata Silaturahmi
Silaturahmi bukan hanya sekadar pertemuan fisik yang berwujud tatap muka dan jabat tangan ataupun berupa ucapan permohonan maaf semata. Akan tetapi ada sesuatu yang bersifat implisit yang pada dasarnya merupakan essensi dari pertemuan, jabat tangan, dan permohonan maaf tersebut.
Marilah kita coba kembali pada kata silaturahmi atau silaturahim. Secara terminologi atau peristilahan, silaturahmi terformula dari dua kata yang diadopsi dari bahasa Arab yang berakronim menjadi satu kata yaitu shilat yang berarti menyambungkan atau menghimpun dan arrohim yang berarti kasih sayang menjadi silaturahim atau silaturahmi.
Kata shilat mengandung makna menyambungkan atau menghimpun. Makna tersebut menunjukkan sebuah proses yang aktif karena menyambungkan berarti menyatukan sesuatu yang terputus dan menghimpun berarti menyatukan sesuatu yang berantakan atau tercerai-berai agar utuh dan menjadi satu kembali. Kemudian kata arrohim bermakna kasih-sayang. Karena berarti kasih sayang maka sudah jelas hal tersebut melibatkan aspek hati, jadi yang harus kita semua sadari adalah bahwa silaturahmi bukan hanya melibatkan aspek fisik yang berwujud gerak-gerik tubuh tetapi juga harus menyertakan aspek hati.
Dengan mengombinasikan bahasa tubuh dan bahasa hati, kita akan mempunyai kekuatan untuk dapat berbuat lebih baik dan lebih bermutu dari pada yang dilakukan orang lain kepada kita.
Apabila ada orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang kuat. Namun sebaliknya, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturahmi lalu dengan sengaja kita mengunjunginya maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi kalau kita bersilaturahmi dengan orang yang membenci kita atau dengan orang yang menghindari pertemuan dengan kita lalu kita mengupayakan untuk bertemu dengannya, inilah silaturahmi yang sesungguhnya.
Dengan silaturahmi, rasa kasih sayang dengan sesama manusia akan terjalin erat sehingga nilai persaudaraan akan terus tersambung dan menjadi semakin kuat. Karena itu, patut dikatakan bahwa silaturahmi amat penting dan sangat dibutuhkan dalam hidup manusia.
Coba kita bayangkan apabila tidak ada silaturahmi, pasti banyak jalinan terputus dan tidak tersambung kembali dan suatu hubungan yang berantakan akan semakin berantakan dan tercerai – berai. Setelah itu keharmonisan antar manusia akan lenyap dan akan bermunculan konflik yang mengakibatkan perpecahan.
Silaturahmi adalah kunci yang dapat menjalin suatu ukhuwah. Ini sangat penting. Sebasar apapun suatu keluarga atau kelompok masyarakat secara kuantitatif , tidaklah ada artinya jika tidak ada sialturahmi. Laksana buih di lautan yang mudah di ombang-ambing gelombang, bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama.
No comments:
Post a Comment